Menteri
Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan peningkatan gizi masyarakat
mesti diiringi dengan tersedia fasilitas kesehatan (faskes) secara gratis dan
merata.
Hal tersebut disampaikan Menkes
Budi saat ditemui di Jakarta, Senin, merespons pembentukan Badan Gizi Nasional
oleh Presiden Joko Widodo sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024 tentang
Badan Gizi Nasional yang diterbitkan pada 19 Agustus 2024 yang lalu.
“Presiden terpilih ingin sekali
agar faskes itu dibuat merata di seluruh kabupaten/kota, jadi ada inisiatif
untuk meningkatkan gizi anak-anak dengan makan gratis, tetapi beliau juga
meminta agar faskes dibuat gratis dan merata di seluruh kabupaten/kota,”
katanya.
Ia menjelaskan intervensi
kesehatan ada dua, yakni kuratif dengan rumah sakitnya serta promotif dan
preventif lewat posyandu, puskesmas, maupun layanan kesehatan lainnya untuk
menjaga masyarakat agar tetap sehat, termasuk melalui pemberian gizi seimbang.
“Sekarang yang dilakukan itu
preventif, mencegah agar tidak sakit atau menjaga agar tetap sehat. Salah satu
program di preventif itu skrining atau deteksi dini, itu penting sekali. Kalau
deteksi dininya bagus, bisa langsung diintervensi enggak perlu sakit dulu, jadi
langsung diperbaiki kondisinya,” ujar dia.
Selain itu, ujar dia, ke depan
puskesmas dan posyandu diupayakan juga dapat mendeteksi kandungan senyawa
etilen glikol atau bahan kimia dalam sirup seperti paracetamol yang sempat
menyebabkan penyakit ginjal pada anak-anak.
“Kalau ada tes etilen glikol kita
bisa lakukan itu di level provinsi, jadi 34 provinsi itu juga dapat
menganalisis food chemical poisoning(keracunan
bahan kimia pada makanan),” ucapnya.