Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menekankan pentingnya memanfaatkan potensi besar Indonesia sebagai pasar
industri halal global, dengan jumlah penduduk muslim mencapai 236 juta orang. Pernyataan itu disampaikan Presiden
Jokowi saat meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Center di Menara Danareksa,
Jakarta Pusat, Selasa. "Kita tahu,
negara kita Indonesia memiliki penduduk muslim 236 juta. Ini sebuah market besar,
sebuah pasar besar, potensi besar yang harus kita pikirkan agar peluang
yang ada tidak lepas ke negara yang lain," katanya dalam pidato sambutan.
Dalam pernyataannya, Presiden
Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peluang strategis untuk menjadi
pusat ekosistem halal dunia, namun hal ini memerlukan penguatan ekosistem
ekonomi syariah serta penyediaan pelaku profesional di industri tersebut.
Presiden Jokowi mencatat bahwa
pertumbuhan aset industri syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang
mengesankan, dengan aset syariah tumbuh sebesar 9,07 persen dibandingkan dengan
aset bank nasional yang tumbuh 8,9 persen.
Selain itu, Presiden menyebutkan
bank syariah juga mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 10,41 persen,
dibandingkan dengan bank nasional yang tumbuh 8,43 persen. "Bank Syariah Indonesia sebagai
bagian penting bagian ekonomi syariah harus tumbuh maju, harus memiliki
manajemen modern, kompetitif, profesional, untuk menjangkau pasar potensial
yang kita miliki, 236 juta penduduk muslim," ujarnya.
Presiden Jokowi menekankan
pentingnya bank syariah Indonesia untuk terus berkembang dengan manajemen
modern, kompetitif, dan profesional. Tujuannya adalah agar bank syariah dapat memanfaatkan
pasar potensial yang ada dan menjadi barometer perbankan syariah di kawasan
Asia dan dunia.
Kehadiran kawasan Indonesia
Islamic Center, menurut Presiden, merupakan langkah positif untuk mendukung
perkembangan ekonomi syariah, termasuk sektor fashion muslim, wisata halal, serta
makanan dan minuman halal. Presiden
Jokowi berharap kawasan ini dapat mengoptimalkan potensi industri halal dan
mencegah peluang tersebut lepas ke negara lain.
Tags
Joko Widodo