Presiden Joko Widodo mengeklaim, kemitraan Indonesia-Afrika telah menghasilkan peningkatan signifikan dalam volume perdagangan dan berbagai perjanjian bisnis. Hal ini ia ungkapkan ketika membuka Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF-MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Kedua. "Forum Indonesia-Afrika tahun ini mencatat kesepakatan bisnis senilai 3,5 miliar dolar AS, hampir enam kali lipat dari kesepakatan pada IAF pertama tahun 2018," kata Jokowi
Capaian tersebut merupakan salah satu dari empat poin yang disinggung Jokowi dalam upaya mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Ia menegaskan kesiapan Indonesia untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, terutama dengan kawasan Afrika sebagai kunci dalam agenda pembangunan global. "Kita membutuhkan visi baru, strategi baru, dan langkah taktis yang segar untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," ujar dia.
Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) harus tetap menjadi fokus utama dalam pembangunan global. "Hal ini harus disesuaikan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk agenda 2063 Afrika, serta didukung oleh kemitraan multipihak," kata Jokowi.
Kedua, Jokowi menekankan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global dan memperjuangkan kepentingan negara-negara Selatan. Ia juga menambahkan, Indonesia akan berperan sebagai penghubung dalam mempromosikan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas guna mempercepat pencapaian SDGs. "Komitmen ini konsisten kami junjung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun lalu," ujar Jokowi.