Kementerian Pertanian (Kementan)
memproyeksikan produksi beras akan baik pada bulan Maret 2024. Menteri
Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menjelaskan, pada Desember 2023 telah
dilakukan penanaman padi di lahan seluas 1,5 juta hektar dan pada Januari 2023
seluas 1,7 juta hektar.
Lalu, pada Februari akan ada penanaman
seluas sekitar 1 juta hektar sampai 1,5 juta hektar. Adapun, per hektarnya
ditargetkan menghasilkan 5 ton sampai 8 ton gabah. "Estimasi kalau
tidak meleset 3 juta - 3,5 juta ton (Maret)," kata Amran di Kompleks
Istana Presiden, Selasa (13/2).
Amran menambahkan bahwa pada saat ini
dilakukan percepatan tanam di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Percepatan tanam juga dilakukan di luar Jawa, yakni di Lampung, Sumatra
Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Diperkirakan, konstribusi produksi padi pada daerah-daerah tersebut mencapai
70% dari total produksi beras nasional. "Kita fokus pada lumbung padi
Indonesia," ucap Amran.
Amran menjelaskan sejumlah strategi
peningkatan produksi beras. Pertama,
Kementan bersama stakeholder terkait akan melakukan pengairan sawah-sawah dari
sungai besar seperti Sungai Bengawan Solo dan Sungai Cimanuk. Kedua, Kementan juga akan
melakukan optimalisasi lahan rawa. Sebelumnya penanaman di lahan rawa sebanyak
satu kali, akan ditingkatkan menjadi dua kali sampai tiga kali masa tanam.
Ketiga, Kementan memberikan insentif benih
gratis kepada petani yang ingin melakukan perluasan areal tanaman padi atau
jagung. Keempat,
Kementan mendorong tambahan anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun untuk
direalisasikan. "Kita tingkatkan produksi. Produksi mutlak kita
tingkatkan kalau ingin menurunkan harga beras," ujar Amran.