Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan
Program Prakerja dengan adanya moda pelatihan tambahan yang mendukung
fleksibilitas dan aksesibilitas khususnya untuk peserta dari Indonesia Timur
yang memiliki perbedaan waktu, yaitu diaktifkannya kembali pelatihan asynchronous moda
pembelajaran mandiri atau Self-Paced
Learning (SPL).
Metode ini memiliki keunikan di mana pelatihan harus diakses sesuai
alur (sequence)
yang disampaikan, dan tidak bisa dilewati maupun dipercepat. Meskipun moda ini
dapat memberikan fleksibilitas, namun membutuhkan komitmen personal yang lebih
tinggi dari penggunanya. dengan penguatan di berbagai bidang, Program Prakerja
akan semakin bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Pelaksanaan Program
Prakerja menjadi salah satu upaya untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite
Cipta Kerja Airlangga Hartarto mengatakan bahwa visi Indonesia 2045 merupakan
cita-cita besar yang ingin diwujudkan bersama. Tetapi, untuk benar-benar
melesat, SDM Indonesia perlu dibekali dengan skill yang relevan. Untuk itu,
pelatihan untuk upskilling dan reskilling berskala besar seperti Prakerja
memang patut dilanjutkan. “Terus tingkatkan kompetensi menjadi angkatan kerja
berdaya saing menuju Indonesia Maju,” imbuh Airlangga dalam keterangan resmi
yang diterima pada Minggu (25/2/2024).
Pada 23 Februari 2024 dibuka gelombang baru penerima Prakerja yakni
Batch 63, dengan target peserta sebesar 1,148 juta sepanjang tahun 2024. Kuota
ini akan dieksekusi secara bertahap oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu
Prakerja (MPPKP).
Airlangga mengatakan upaya untuk memperkuat Program Prakerja
dilakukan melalui peningkatan kolaborasi yakni Program Prakerja akan bekerja
sama dengan lebih banyak pihak khususnya Kementrian/Lembaga (K/L) untuk
menyediakan berbagai pelatihan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan pasar
kerja. Kemudian, memperluas jangkauan yaitu Program Prakerja akan menjangkau
lebih banyak lagi masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal, juga mendorong
keterlibatan Lembaga Pelatihan di lebih banyak lagi kabupaten/kota di seluruh
Indonesia.
“Di tahun 2023 saja dengan skema normal, angka kepesertaan lebih
tinggi 14,29% dari target awal, dampak mengenai peningkatan peluang kerja ini
juga dikonfirmasi oleh studi Definit dari ADB dimana angkanya mencapai 95%,”
kata Airlangga.
Adapun untuk dapat menerima beasiswa pelatihan melalui program
reguler “Gabung Gelombang Prakerja”, terdapat beberapa syarat diantaranya belum
pernah menjadi penerima Program Kartu Prakerja, lalu berstatus WNI berusia
paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 64 tahun, dan tidak sedang menempuh
pendidikan formal tapi sedang mencari kerja. Sejak awal tahun 2024, pendaftaran
akun Prakerja melalui laman www.prakerja.go.id sudah dibuka. Hal ini penting
karena menjadi salah satu syarat untuk “Gabung Gelombang Prakerja”.
“Kami berharap kesempatan ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh
masyarakat luas melalui Program Kartu Prakerja. Selain itu, untuk Lembaga
Pelatihan khususnya perusahaan yang memiliki Corporate University, mari
bergabung dalam ekosistem Prakerja, mari berkolaborasi untuk meningkatkan
kualitas angkatan kerja kita,” ungkap Airlangga.