Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah
Air. Termasuk di antaranya pembangunan jalan di daerah terluar, terdepan dan
tertinggal (3T). Pembangunan jalan di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara,
termasuk di antaranya. Pembangunan jalan di kawasan yang yang berbatasan
langsung dengan Filipina ini merupakan tindak lanjut visi Presiden Joko Widodo
yang berkunjung ke Talaud.
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur
jaringan jalan di kawasan perbatasan sangat penting dilakukan. Selain demi
mendorong ekonomi, jalan ini juga penting dalam mendukung pertahanan dan
keamanan (hankam).
"Jaringan jalan
perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan
fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara dan mendukung pusat pertumbuhan
ekonomi baru di kawasan perbatasan," kata Basuki.
Sementara itu, Direktur
Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, salah satu kawasan yang dilakukan
pengembangan konektivitasnya adalah Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara. Pada
tahun 2024 seluruh jalan di Pulau Talaud ditargetkan akan terhubung dan
teraspal mulus seluruhnya sepanjang 199 km. "Tersambungnya infrastruktur
konektivitas tersebut tak lain untuk membantu meningkatkan basis ekonomi lokal
di kawasan Talaud. Seperti pala, kopra dan ikan," ujar Hedy.
Hedy menambahkan, perbaikan
kondisi jalan beraspal dilakukan secara bertahap sejak 2015 oleh Kementerian
PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga. Adapun panjang jalan rusak yang
harus diperbaiki mencapai 124 km. "Dari total 124 km jalan rusak, pada 2015 hingga
2023 dilakukan perbaikan kondisi jalan sepanjang 82 km, dan sisanya dilanjutkan
pada 2024 sepanjang 42 km. Kementerian PUPR juga melakukan pengaspalan jalan
yang semula merupakan jalan tanah sepanjang 75 km," jelasnya.
Untuk rinciannya, kegiatan
preservasi jalan di Kepulauan Talaud dilakukan di Jalan Esang-Rainis dengan
progres fisik sebesar 52%. Kemudian, di Jalan Beo-Esang-Rainis dengan progres
fisik sebesar 12%. Kedua kegiatan tersebut ditargetkan selesai pada 2024.
Selanjutnya, menyusul kegiatan preservasi Jalan Rainis-Melonguane-Beo, Lingkar
Kakorotan dan Lingkar Miangas yang progres fisiknya telah selesai dan mencapai
100%.
"Dilakukan pula
penggantian jembatan sebanyak 21 buah, dengan total panjang 576 meter. Pada
2015 hingga 2023 telah diselesaikan sebanyak 19 buah jembatan. Pada tahun 2024
akan dilanjutkan dengan penggantian 2 buah jembatan, yaitu Jembatan Panding dan
Jembatan Ambia," imbuhnya.
Dengan dilanjutkannya kegiatan
preservasi jalan tersebut, pada tahun 2024 seluruh jalan di Lingkar Talaud
sudah beraspal dengan tingkat kemantapan 94%. Adapun total biaya penanganan
jalan Lingkar Talaud pada 2015-2024 sebesar Rp 1,13 Triliun.