Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai Presiden Joko Widodo adalah sosok pemimpin yang aktif, yang mau
langsung terjun ke lapangan. Kesan itu dia sampaikan setelah untuk pertama
kalinya mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja di Provinsi
Sulawesi Utara pada Jumat (23/2), pasca pelantikan AHY sebagai Menteri ATR/BPN
pada 21 Februari lalu.
“Kalau
pemimpinnya benar-benar aktif memimpin, bukan hanya di balik meja tetapi turun
ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan, evaluasi, sekaligus menunjukkan
leadership dan management di tingkat yang paling strategis. Saya rasa ini akan
menggerakkan jajaran kabinet serta kementerian/lembaga, termasuk (pemerintah)
pusat sampai daerah,” kata AHY usai bertemu Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di
Jakarta, Sabtu.
Sinergi
dan kolaborasi yang dibangun secara vertikal itu, menurut dia, yang menjadi
kunci pemerintahan yang sukses. “Walaupun baru satu hari bisa berkegiatan
bersama Presiden Jokowi, saya bisa merasakan langsung bahwa beliau ingin secara
maksimal menggunakan waktunya untuk menyentuh langsung masyarakat,” tutur AHY.
Selama
berada di Sulawesi Utara, AHY antara lain mendampingi Jokowi dalam peresmian
Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Menurut
dia, peresmian itu bukan hanya agenda seremonial, tetapi memiliki arti yang
lebih dalam mengenai proses sejak awal mula perencanaan pembangunan bendungan,
eksekusi dengan berbagai permasalahan, hingga akhirnya bendungan itu rampung
setelah tujuh sampai delapan tahun dibangun. “Jadi peresmian pasti ada kerja
besar. Itu harus kita apresiasi,” kata AHY.
Setelah
peresmian bendungan, AHY juga mendampingi Jokowi dalam peresmian jalan daerah,
bersilaturahim dengan masyarakat pelaku UMKM, dan mengecek gudang Bulog di Kota
Bitung. “Jadi cukup banyak kegiatan yang dilakukan selama perjalanan satu hari
di sebuah provinsi, belum lagi lawatan (Presiden Jokowi) sebelumnya di Sulawesi
Selatan,” ujar AHY menceritakan pengalaman pertamanya mendampingi Jokowi dalam
kapasitasnya sebagai salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju.