Di
tengah krisis dunia akibat pandemi, perperangan, dan faktor lainnya, dunia
mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga kondisi perekonomian tetap
stabil. Inflasi Indonesia hanya 4 sampai 5 persen, sementara Amerika Serikat
mencetak inflasi mencapai 9 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Miranda S.
Goeltom Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Lemhannas RI.
“Secara
umum Indonesia kuat untuk bertahan. Sepanjang sejarah perekonomian beberapa
dekade terakhir, belum pernah dalam sejarah inflasi Indonesia lebih rendah dari
pada inflasi Amerika Serikat,” kata Miranda Gultom saat menjadi moderator dalam
Kuliah Umum Indonesia’s Economic Resilience and Future Challenges bagi peserta
PPRA 63 dan 64 Lemhannas RI.
Hampir
seluruh dunia mengakui kalau Indonesia mengakui kebijakan keuangan dan
kebijakan fiscal yang baik. “Kita tidak perlu ragu kalau semua sudah mengakui
kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis. Tapi tetap harus hati-hati,”
lanjut mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tersebut.
Sejalan
dengan hal tersebut, Wakil Gubenur Lemhannas RI, Letnan Jenderal TNI Mohamad
Sabrar Fadhilah dalam sambutannya menyebutkan Indonesia tetap perlu waspada.
“Prospek ekonomi dunia semakin membaik, akan tetapi terdapat faktor geopolitik
yang perlu diwaspadai. Prospek kondisi ekonomi dunia meningkat, namun
potensi risiko lainnya tetap tinggi karena situasi mengetatnya kondisi keuangan
global dan penyebaran varian omicron, serta krisis geopolitik yang tengah
terjadi,” lanjut Letjen MS. Fadhilah.