Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dalam
waktu dekat Indonesia akan menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia
menjadi 61 persen, dari kepemilikan saat ini sebesar 51 persen. Dengan penambahan kepemilikan saham
tersebut, kata Jokowi, diperkirakan 70-80 persen keuntungan PT Freeport
Indonesia baik dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, bea ekspor,
maupun bea keluar akan masuk ke kas negara.
“Sekali lagi, kalau kita bicara Freeport itu bukan
milik Amerika lagi tetapi sudah menjadi milik negara kita, Indonesia,” kata
Presiden Jokowi ketika menyampaikan sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus
Gerakan Pemuda (GP) Ansor 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta, Senin petang.
Jokowi mengungkap proses pengambilalihan sebagian
besar saham Freeport itu dilakukan secara diam-diam oleh pemerintah Indonesia,
dengan waktu kurang lebih 3,5 tahun. Menurut dia, proses pengambilalihan kendali Freeport
dibereskan secara bisnis, tidak menggunakan “kekuatan” atau power negara.
“Pengambilalihannya pakai uang. Tidak pakai
kekuatan tetapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari
Amerika, kita bayar ke Freeport. Dalam empat tahun pasti lunas, insya Allah tahun ini
sudah lunas,” ujar Jokowi.
Lebih lanjut dia memaparkan bahwa nilai saham
Freeport saat ini sudah empat kali lipat dibandingkan ketika pemerintah
mengakuisisi Freeport, karena harga tembaga dunia yang kini naik drastis. “Artinya kita untung dan untung.
Untungnya saat itu pemiliknya mau melepas karena kondisi goncangan ekonomi pada
saat itu,” ujar Jokowi.
Meskipun mengaku sempat ditakut-takuti bahwa upaya
mengakuisisi Freeport akan memicu pergolakan di Papua, tetapi langkah Jokowi
dan pemerintahannya tidak goyah untuk mengambil alih perusahaan tambang yang
telah 50 tahun beroperasi di Indonesia itu. Kesuksesan pengambilalihan Freeport, ujar
Jokowi, dilanjutkan dengan pengambilalihan Blok Rokan oleh Pertamina.
Tags
Joko Widodo