Presiden Joko Widodo
meminta jajarannya agar dapat berhati-hati dalam mengelola setiap Rupiah dari
ABPN maupun APBD yang dimiliki di tengah situasi perekonomian dunia yang sulit.
Presiden menyebutkan
bahwa saat ini semua negara sangat berwaspada terhadap harga minyak dan bunga
pinjaman.
"Semua negara ini
takut terhadap tiga hal. Pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman.
Semua pada takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja,
beban fiskal itu akan sangat besar," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya
pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024
di JCC Senayan, Jakarta, Senin.
Presiden menyebutkan
bahwa saat ini semua negara dihadapkan pada situasi dan tantangan yang tidak
mudah, salah satunya karena pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan hanya
berkisar 3,2 persen. Menurut Presiden, dampak rentetan dari pandemi
COVID-19 masih terasa hingga saat ini. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah
negara yang masuk pada resesi ekonomi, seperti Jepang, Inggris dan beberapa
negara di Eropa yang menuju resesi.
Oleh karena itu,
Presiden minta pengelolaan fiskal dan anggaran harus dilakukan secara bijak dan
hati-hati sehingga tidak ada satu rupiah pun dari anggaran yang meleset dari
rencana pembangunan yang dibuat. "Oleh sebab itu, kita harus
betul-betul hati-hati kelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki.
Perhatikan betul-betul skala prioritas," kata Presiden.
Kepala Negara juga
menyebutkan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah yang disusun
pemerintah melalui RKP. Namun, sinkronisasi dari rencana tersebut belum
terealisasi. Padahal, sinkronisasi menjadi kunci agar rencana pembangunan
tersebut berjalan seirama, tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.
Presiden berharap
Musrenbangnas 2024 yang mengusung tema "Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
yang Inklusif dan Berkelanjutan" ini dapat menjadi sekrub penyambung
agenda pembangunan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, sehingga
agenda tersebut bisa seirama dan tepat sasaran.