Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang menjadi agenda
tahunan Bank Indonesia kembali digelar di Nusa Tenggara Barat untuk menyediakan
uang layak edar di pulau terdepan, terluar, dan terpencil (3T). Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank
Indonesia Agus Susanto Pratomo dalam keterangan di Mataram, Rabu, mengatakan
pihaknya bersinergi dengan TNI Angkatan Laut membawa uang sebanyak Rp8,085
miliar ke lima pulau di Nusa Tenggara Barat. "Kegiatan itu bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar
di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum,"
kata Agus.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Nusa Tenggara Barat
dilakukan sejak 9-15 Juli 2024. KRI Tongkol membawa uang tunai untuk melayani
penukaran uang ke Pulau Moyo dan Pulau Medang di Sumbawa, Pulau Bajo Pulo dan
Desa Pusu di Bima, serta Pulau Maringkik di Lombok Timur. Sejak tahun 2012 sampai 2023, Bank
Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah melaksanakan 114 kali kegiatan Kas
Keliling 3T dengan mengunjungi 565 pulau 3T di berbagai pelosok Indonesia.
Pada 2024, Ekspedisi Rupiah Berdaulat ke pulau 3T
akan dilaksanakan sebanyak 18 kali di 18 provinsi dengan target 90 pulau yang
dikunjungi. Agus
mengatakan pemilihan pelepasan ekspedisi di Nusa Tenggara Barat bermakna
strategis karena wilayah itu 92,4 persen berupa lautan dengan gugusan 395 pulau
dan memiliki pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga.
Menurutnya, pengedaran dan penggunaan uang rupiah di
seluruh Indonesia merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. "Rupiah
bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi juga identitas dan alat
pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana
ditegaskan dalam Undang-Undang Mata Uang," kata Agus.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat tidak hanya menyebarkan
uang fisik, tetapi juga melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap rupiah.
Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bekerja sama dengan pemerintah daerah
setempat.
Tags
Joko Widodo