Perhelatan
Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali pada 1-3 September 2024
dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan dan ide diharapkan
dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Kesepakatan yang dihasilkan dalam
Indonesia-Africa Forum bersifat deliverables, yaitu kesepakatan
yang dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung. Sektor-sektor
prioritas yang menjadi fokus utama mencakup transformasi ekonomi, energi dan
pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan.
Wakil Menteri
Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Nugraha Manshury menyatakan bahwa IAF
ke-2 tidak hanya berkaitan dengan ide, tetapi juga dengan aksi nyata yang
memberikan hasil. “Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan ada
perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp58 triliun. Kami
berharap forum ini tidak hanya membahas rencana-rencana untuk membangun kerja
sama antara Indonesia dan Afrika, tetapi juga menghasilkan rencana konkret,
mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya,” katanya
Hal senada
dikatakan Duta Besar Rwanda pertama untuk Indonesia, Abdul Karim Harerimana
mengatakan IAF ke-2 juga akan berfungsi sebagai forum pertukaran ide dalam
mengatasi tantangan pembangunan.
Presiden Rwanda,
Yang Mulia Paul Kagame, akan menjadi narasumber dan berbagi pengalaman dari
negara-negara Afrika, khususnya Rwanda, dalam memperkuat kerja sama pembangunan
internasional. Hal itu diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral
antara Indonesia dan Rwanda serta negara-negara Afrika secara keseluruhan.
“Kehadiran beliau, bersama dengan para pemimpin Afrika lainnya, diharapkan
dapat memperdalam hubungan bilateral dan multilateral, serta membuka peluang
untuk kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan,” ungkap Abdul.