Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet (Setkab), Satya
Bhakti Parikesit, mendorong peningkatan produksi daging untuk mewujudkan target
swasembada nasional pada tahun 2026 yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko
Widodo (Jokowi). Hal tersebut disampaikan Bhakti dalam Diskusi Kelompok
Terpumpun (DKT) mengenai Strategi Peningkatan Produksi Daging Ruminansia dalam
rangka Menuju Swasembada Daging Nasional: Seri I, yang digelar secara daring,
Kamis (25/04/2024).
“Menjelang berakhirnya periodisasi kepemimpinan Bapak Presiden Joko
Widodo, kiranya kita perlu melihat sejauh mana progres program dan kebijakan
tersebut berkaitan dengan peningkatan produksi daging sapi nasional,
selanjutnya menyusun strategi dan komitmen bersama seluruh stakeholders guna
memastikan keberlanjutan kebijakan dimaksud pada masa kepemimpinan presiden
yang akan datang,” ujar Bhakti.
Bhakti mengungkapkan, pada tahun 1970-an Indonesia pernah tercatat
sebagai eksportir daging sapi, dengan jumlah kiriman kurang lebih 15 ribu sapi
dan kerbau ke negara Singapura dan Hongkong. Namun, saat ini tingkat
ketergantungan Indonesia pada importasi daging sapi sangat besar. “Dalam
catatan rilis yang dikeluarkan oleh BPS tahun 2022, impor daging sapi Indonesia
tercatat sebesar 225 ribu ton dengan nilai mencapai 861,5 juta Dolar Amerika
Serikat. Sekitar 183 ribu ton atau 81,2 persen dari total impor hanya berasal
dari dua negara, yaitu Australia 105 ribu lebih ton dan India 77.500 ton
daging,” ungkapnya.
Menurut Bhakti, tingginya ketergantungan terhadap produk impor
sangat berkolerasi dengan tingginya harga daging sapi di tanah air. Oleh karena
itu, Bhakti mendorong adanya peningkatan produksi daging nasional.
Lebih lanjut, Deputi Perekonomian pun mengharapkan diskusi yang
dihadiri para kementerian/lembaga terkait ini dapat menghasilkan solusi yang
konstruktif guna peningkatan produksi sekaligus upaya mewujudkan swasembada
daging nasional. “Beberapa persoalan lainnya, termasuk saat ini di Indonesia,
berkaitan dengan tantangan outbreak virus penyakit mulut dan
kuku (PMK) sejak 3 April 2022 yang banyak menyerang hewan berkuku belah,
termasuk sapi dan kerbau, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
Indonesia dalam swasembada daging nasional,” tandasnya.
Hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini yaitu Asisten Deputi
Bidang Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo Setio; Direktur Perbibitan dan Produksi
Ternak, Kementerian Pertanian, Agung Suganda; dan Koordinator pada Direktorat
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional, Jan Piter Sinaga.
Turut hadir Kepala Bidang Pertanian, Puji Wisudya Rakhmawati selaku
moderator serta perwakilan kementerian/lembaga terkait sebagai peserta.