Presiden RI Joko
Widodo (Jokowi) menegaskan bentuk nyata komitmen pemerintah untuk melakukan
pembangunan secara merata hingga ke desa. Presiden menyebut hal tersebut dapat
dilihat dari dana desa yang telah tersalurkan untuk membangun desa-desa di
seluruh Tanah Air. “Jangan keliru ini saya beri tahu sampai saat ini sudah
Rp539 triliun dana desa yang disalurkan ke desa-desa—Rp539 triliun, niku duit kathah sanget lo—uang gede banget
lo,” ucap Presiden
Presiden menilai
jumlah dana desa yang telah disalurkan sejak tahun 2015 itu bukanlah angka yang
kecil jika dibandingkan dengan anggaran sejumlah pembangunan proyek lainnya.
Presiden memberi contoh dalam pembangunan bandara hingga bendungan yang
memiliki anggaran yang jauh lebih sedikit dibanding dana desa. “Airport niku gawe airport
sedengan ngoten nggih itu Rp2 triliun. La niki berarti dadi
kiro-kiro 250 airport gedhe. Bendungan niku Rp1 triliun, Rp1,5
triliun berarti dadi kira-kira 400 bendungan waduk kalau dijadikan artinya uang
itu gede sekali,” jelasnya.
Lebih lanjut,
mengenai pembangunan jalan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pembangunan
jalan desa sudah mencapai 350 ribu kilometer. Presiden menyebut jalan desa yang
telah dibangun di seluruh Tanah Air jauh lebih panjang dibanding pembangunan
jalan tol. “Jalan tol enggak ada apa-apanya hanya 2040 kilometer, jalan desa
350 ribu kilometer karena kita memiliki 74.800 desa diseluruh tanah air ini.
Kalau 1 desa saja 5 kilo, berarti kali 75 berarti sudah 350 ribu jalan desa,”
imbuhnya.
Oleh karena itu,
Kepala Negara berharap agar penggunaan dana desa ke depannya dapat digunakan
dan dikelola untuk semakin memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebagai contoh,
Presiden menyebut dalam membangun infrastruktur desa, seharusnya tidak membeli
bahan-bahan bangunan dari luar daerahnya guna menjaga perputaran uang di desa.
“Oleh sebab itu
sering saya ucapkan bolak-balik, beli batu batanya lokal di desa atau paling
jauh di kecamatan, jangan diberi anggaran dana desa misalnya Rp1,5 miliar
belonjone teng Jakarta. Ketok e luweh murah, tapi perputaran uang jadi
berpindah dari desa ke Jakarta balik lagi uangnya,” jelasnya.
Oleh sebab itu,
Presiden mengimbau agar kegiatan perekonomian di sebuah dasa dapat mendorong
peredaran dan perputaran uang di wilayahnya masing-masing. “Biarkan uang itu
beredar meskipun harganya sedikit lebih mahal tapi uangnya beredar di desa
kita,” tandasnya.