Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan hubungan Indonesia dan China dalam 10
tahun terakhir saling menguntungkan satu sama lain. "Dalam 10 tahun terakhir, kita bekerja sama untuk
membangun rasa saling menghormati, kerja sama yang saling menguntungkan dan
menjaga relasi yang berkelanjutan," kata Menlu Retno Marsudi
Menlu
Retno menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Menlu China Wang Yi dalam
pertemuan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral (Joint Commission for Bilateral
Cooperation atau JCBC) ke-5.
Dalam
pertemuan itu Menlu Retno didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia
Djauhari Oratmangun, Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat, Konsul
Jenderal RI di Hong Kong Yul Edison, Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto
Situngkir, Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri Arifianto Sofiyanto dan
Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan/Jubir Kemlu Rolliansyah Soemirat.
"China
adalah salah satu mitra terpenting untuk pertemuan ini. Indonesia-China sangat
menikmati hubungan yang saling menguntungkan termasuk di bidang ekonomi,
misalnya investasi sejak 2014 hingga 2024 telah melampaui 37 miliar dolar AS
secara akumulatif," kata Menlu Retno menambahkan.
Pada
20 Oktober 2024, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan berakhir, namun Menlu
Retno menegaskan hubungan Indonesia-China akan tetap terjaga. "Tetapi yakinlah bahwa pemerintahan Indonesia
berikutnya akan terus membangun hubungan yang kuat dengan China, sebagaimana
yang disampaikan langsung oleh presiden terpilih saat kunjungannya ke Beijing
beberapa bulan lalu," ungkap Menlu Retno.
Menlu
Retno juga menyebut Menlu Wang Yi punya peran peran sentral dalam dalam
memperkuat hubungan kedua negara. "Jadi sekali
lagi, terima kasih, dan kita dapat membahas tentang apa saja area prioritas
kerja sama kita pada tahun-tahun mendatang. Setelah ini, saya akan melaporkan
kepada presiden saya dan juga menyampaikan hasil pertemuan hari ini kepada
presiden terpilih," kata Menlu Retno.
Tags
Joko Widodo